Alam semesta sudah menjadi perhatian manusia semenjak dulu kala.Beberapa pertanyaaan yang sering ditanyakan oleh orang-orang terdahulu hadir : Dari mana dunia ini datang ? dari apa bumi di buat?dari mana dan kapan permulaanya? prtanyaan ini sudah saya jelaskan pada postingan sebelumnya Rahasia Penciptaan Langit dan Bumi..
Jawaban-jawaban berkembang pada masing-masing bangsa dan peradaban.Jawaban itu menjadi cerita, cerita menjadi legenda dan legenda menjadi mitos. Seiring berkembangnya ilmu pengetahua, orang mulai melakukan pengamatan lebih rasional terhadap alam semesta. Astronomi berkembang, dari pengamatan bintang dan planet melebar ke studi struktur dan evolusi alam semesta. Sehingga lahirlah Kosmologi, sains yang mencari pemahaman fundamental alam semesta.
Allah SWT berfirman :
Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air kami jadikan segala yang hidup, maka mengapa mereka tiada juga beriman ? ( QS. Al Anbiya : 30 )
Kata "ratq" yang ada dalam Qur'an Surat Al Anbiya diatas diterjemahkan sebagai " suatu yang padu" di gunakan untuk merujuk pada dua zat berbeda yang membentuk suatu kesatuan. Ungkapan " Kami pisahkan antara keduanya" adalah terjemahan kata arab " fataqa", dan bermakna bahwa sesuatu muncul menjadi ada melalui peristiwa pemisahan atau struktur dari " RATQ".
Marilah kita kaji ayat ini kembali berdasarkan pengetahuan kita. Dalam Qura'n surat AL Anbiya tadi: langit dan bumi adalah subyek dari kata sifat "fatq". Keduanya lalu terpisah ( "fataqa") satu sama lain.
Mari kita kembali mengingat tahap-tahap awal peristiwa Big Bang, kita pahami bahwa satu titik tunggal berisi seluruh materi di alam semesta. Dengan kata lain segala sesuatu, termasuk "langit dan bumi" yang saat itu belumlah diciptakan, juga terkandung dalam titik tunggal yang masih berada pada keadaan "ratq" ini. Titik tunggal ini meledak dengan dahsyat, sehingga menyebabkan materi-materi yang dikandungnya untuk "fataqa" (terpisah), dan dalam rangkaian peristiwa tersebut, bangunan dan tatanan keseluruhan alam semesta terbentuk.
Ketika kita membandingkan penjelasan ayat tersebut dengan berbagai penemuan ilmiah, akan kita pahami bahwa kedua-duanya bersesuaian satu sama lain.Yang sungguh menarik lagi, penemuan-penemuan ini belumlah terjadi sebelum abad ke-20.
Yang jelas Allah SWT berfirman :
"Dialah pencipta langit dan bumi" ( Al quran,6 :101 )
Jawaban-jawaban berkembang pada masing-masing bangsa dan peradaban.Jawaban itu menjadi cerita, cerita menjadi legenda dan legenda menjadi mitos. Seiring berkembangnya ilmu pengetahua, orang mulai melakukan pengamatan lebih rasional terhadap alam semesta. Astronomi berkembang, dari pengamatan bintang dan planet melebar ke studi struktur dan evolusi alam semesta. Sehingga lahirlah Kosmologi, sains yang mencari pemahaman fundamental alam semesta.
Allah SWT berfirman :
Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air kami jadikan segala yang hidup, maka mengapa mereka tiada juga beriman ? ( QS. Al Anbiya : 30 )
Kata "ratq" yang ada dalam Qur'an Surat Al Anbiya diatas diterjemahkan sebagai " suatu yang padu" di gunakan untuk merujuk pada dua zat berbeda yang membentuk suatu kesatuan. Ungkapan " Kami pisahkan antara keduanya" adalah terjemahan kata arab " fataqa", dan bermakna bahwa sesuatu muncul menjadi ada melalui peristiwa pemisahan atau struktur dari " RATQ".
Marilah kita kaji ayat ini kembali berdasarkan pengetahuan kita. Dalam Qura'n surat AL Anbiya tadi: langit dan bumi adalah subyek dari kata sifat "fatq". Keduanya lalu terpisah ( "fataqa") satu sama lain.
Mari kita kembali mengingat tahap-tahap awal peristiwa Big Bang, kita pahami bahwa satu titik tunggal berisi seluruh materi di alam semesta. Dengan kata lain segala sesuatu, termasuk "langit dan bumi" yang saat itu belumlah diciptakan, juga terkandung dalam titik tunggal yang masih berada pada keadaan "ratq" ini. Titik tunggal ini meledak dengan dahsyat, sehingga menyebabkan materi-materi yang dikandungnya untuk "fataqa" (terpisah), dan dalam rangkaian peristiwa tersebut, bangunan dan tatanan keseluruhan alam semesta terbentuk.
Ketika kita membandingkan penjelasan ayat tersebut dengan berbagai penemuan ilmiah, akan kita pahami bahwa kedua-duanya bersesuaian satu sama lain.Yang sungguh menarik lagi, penemuan-penemuan ini belumlah terjadi sebelum abad ke-20.
Yang jelas Allah SWT berfirman :
"Dialah pencipta langit dan bumi" ( Al quran,6 :101 )
No comments:
Post a Comment