Berpantun sudah menjadi turun temurun orang Bajo.Orang tua atau ataupun kaum muda biasa memakainya dalam pergaulan sehari-hari.Ini merupakan warisan nenek moyang mereka yang memang bagian dari rumpun bangasa melayu yang tidak pernah dilupakan.
*ai potte ma tanjoh ore dayah rurume kukuri goya'
apalah potte makonde nona antello kutu hare'ku bubunge.
artinya:
apalah putih di tanjung sana ikan kombong bermain ombak
apalah putih di konde nona telurnya kutu kusangka bunga
*Musai-musai lepo dibusai,anak samo mo mamandi tanta
artinya :
dayung-dayung perahu didayung
anak same(bajo) mau mandi di pantai
* ooo puah anudatai neke pisah matanangte
lomong nia, ituke aniya mamano' mana ngenta pisahte
maknanya adalah ada orang tua yang datang kerumah wanita menanyakan kepada orangtua si gadis bahwa sudah siapkah anaknya mau dilamar.kalau belum siap orangtua dari si gadis menjawab " pamapporah je puah pisah matanangkami nggai mina datai masi matta.
artinya maaf beribu maaf anak kami belum siap.
Ada beberapa makna tradisi pantun Suku bajo dalam pergaulan
1. Mengungkapkan isi hati kepada orang yang dicintai
contohnya : Bangau potte tuppe ma kanarang dinde potte aka adakangku
maknanya adalah wanita putih saya suka padanya
2. Menanyakan kabar
Teo-teo kappal alama'
mue' bubunge untuk sidia
artinya jauh-jauh kapal berlayar membawa pesan buat sidia
3. Menanyakan aktivitas yang dilakuakan
ooo puah anginae ke kite mandore ( Sedang berbuat apakah kamu disana )
Masih banyak lagi pantun yang sering di lantunkan dalam pergaulan sehari-hari.Pasangan suami istri pun kerap berpantun.Sang suami biasa menyelipkan meneyebut kata ombak,angin atau laut saat mengajak istrinya bercinta.Di sini mereka saling berbalas-balasan melantunkan pantun sebagaimana membaca puisi.Biasanya sang suami berdiri sambil berekspresi melantunkan pantunnya sedangkan istrinya duduk.
Muda-mudi masyarakat bajo di jaman sekarang ini sudah tidak terbiasa lagi dengan pantun dalam bahasa bajo.Mereka cendrung untuk mengartikan kedalam bahasa indonesia.
contohnya saja :
Sungguhlah manis buah pepaya
lebihlah manis buah semangka
sungguhlah manis gadis bersampan
siapakah yang punya
Ayam putih jangan diikat
kalau diikat meraj kakinya
Nona puti jangan di cium
kalau dicium merah pipinya
Ini kayu bukan sembarang kayu
yang ku cari sikayu jati
ini cinta bukan sembarang cinta
yang ku cari cinta sejati
janganlah menulis di atas kaca
menulislah di atas meja
Jangan menangis karena cinta
menangislah kerana dosa
*ai potte ma tanjoh ore dayah rurume kukuri goya'
apalah potte makonde nona antello kutu hare'ku bubunge.
artinya:
apalah putih di tanjung sana ikan kombong bermain ombak
apalah putih di konde nona telurnya kutu kusangka bunga
*Musai-musai lepo dibusai,anak samo mo mamandi tanta
artinya :
dayung-dayung perahu didayung
anak same(bajo) mau mandi di pantai
* ooo puah anudatai neke pisah matanangte
lomong nia, ituke aniya mamano' mana ngenta pisahte
maknanya adalah ada orang tua yang datang kerumah wanita menanyakan kepada orangtua si gadis bahwa sudah siapkah anaknya mau dilamar.kalau belum siap orangtua dari si gadis menjawab " pamapporah je puah pisah matanangkami nggai mina datai masi matta.
artinya maaf beribu maaf anak kami belum siap.
Ada beberapa makna tradisi pantun Suku bajo dalam pergaulan
1. Mengungkapkan isi hati kepada orang yang dicintai
contohnya : Bangau potte tuppe ma kanarang dinde potte aka adakangku
maknanya adalah wanita putih saya suka padanya
2. Menanyakan kabar
Teo-teo kappal alama'
mue' bubunge untuk sidia
artinya jauh-jauh kapal berlayar membawa pesan buat sidia
3. Menanyakan aktivitas yang dilakuakan
ooo puah anginae ke kite mandore ( Sedang berbuat apakah kamu disana )
Masih banyak lagi pantun yang sering di lantunkan dalam pergaulan sehari-hari.Pasangan suami istri pun kerap berpantun.Sang suami biasa menyelipkan meneyebut kata ombak,angin atau laut saat mengajak istrinya bercinta.Di sini mereka saling berbalas-balasan melantunkan pantun sebagaimana membaca puisi.Biasanya sang suami berdiri sambil berekspresi melantunkan pantunnya sedangkan istrinya duduk.
Muda-mudi masyarakat bajo di jaman sekarang ini sudah tidak terbiasa lagi dengan pantun dalam bahasa bajo.Mereka cendrung untuk mengartikan kedalam bahasa indonesia.
contohnya saja :
Sungguhlah manis buah pepaya
lebihlah manis buah semangka
sungguhlah manis gadis bersampan
siapakah yang punya
Ayam putih jangan diikat
kalau diikat meraj kakinya
Nona puti jangan di cium
kalau dicium merah pipinya
Ini kayu bukan sembarang kayu
yang ku cari sikayu jati
ini cinta bukan sembarang cinta
yang ku cari cinta sejati
janganlah menulis di atas kaca
menulislah di atas meja
Jangan menangis karena cinta
menangislah kerana dosa
No comments:
Post a Comment