Suku Bajo dikenal dengan Same(sama).Dan mereka menyebut warga di luar sukunya sebagai suku bagai.Suku bajo juga identik dengan manusia perahu karena laut adalah hidupnya.Mereka adalah pelaut tangguh yang memilih untuk hidup di pulau-pulau di tengah laut.Pernah disebut dalam sejarah bahwa suku bajo pernah menjadi bagian dari Angkatan laut Kerajaan Sriwijaya.Sehingga ketangguhan dan keterampilannya dalam mengarungi samudera jelas tidak terkalahkan.
Dulu, mereka adalah manusia pengelana lautan yang telah menjadikan laut sebagai sahabat dan tempat tinggalnya.Semua aktivitas bersama keluarga dihabiskan diatas perahu atau soppe seperti biasanya kehidupan di darat.Lambat laun mereka juga sudah mulai mengenal daratan sebagai tempat tinggalnya.Di mana ada tanjung atau pulau maka di situlah mereka mencari nafkah.
Ada empat kelompok masyarakat suku bajo menurut kebiasaan mereka bernelayan.yakni kelompok lilibu,kelompok papongka,kelompok sakai dan kelompok lame.
Kelompok lilibu adalah suku Bajo yang biasanya bernelayan di laut hanya satu atau dua hari. Mereka menggunakan perahu soppe yang dikendalikan dayung. Setelah mendapat ikan, mereka kembali ke darat, untuk menjual hasil tangkapan atau menikmatinya bersama keluarga.
Kelompok papongka adalah suku bajo yang biasanya mencari ikan di laut selama sepekan atau dua pekan.Biasanya terdiri dari lima atau enam orang anggota papongka.Mereka menggunakan perahu atau soppe yang di kendalikan dengan dayung dan layar.Kebiasaan mereka bila sudah memperoleh hasil ikan tangkapan atau kehabisan air bersih,mereka selalu menyinggahi pulau-pulau terdekat .Setelah hasil ikan tangkapan dijual dan merasa sudah mempunyai air bersih,mereka kembali lagi ke laut.
Bedanya dengan kelompok lilibu, mereka baru akan pulang ke rumahnya setelah seminggu atau dua minggu mencari nafkah. Pada saat kembali ke rumah, sang nelayan biasanya membawa uang dan berbagai kebutuhan rumahtangga lainnya. Jadi, tidak lagi membawa ikan tangkapan.
BACA JUGA : KEHIDUPAN SUKU BAJO SEHARI-HARI
ASAL USUL SUKU BAJO DI MAUMERE
Kelompok sakai memiliki kebiasaan mencari ikan yang lebih dasyat lagi. Mereka tidak jauh berbeda dengan kelompok papongka. Namun, wilayah kerjanya lebih luas. Bila kelompok papongka hitungannya seluas provinsi, maka kelompok sakai hitungannya antarprovinsi. Katakanlah, antarpulau. Sehingga, waktu yang dibutuhkan pun lebih lama. Mereka bisa berada di “tempat kerja”nya itu selama sebulan atau dua bulan. Karena itu, perahu yang digunakan pun lebih besar dan saat ini umumnya telah bermesin.
Kelompok terakhir, kelompok lame bisa dikategorikan nelayan-nelayan yang lebih berkelas. Mereka menggunakan perahu besar dengan awak yang besar dan mesin bertenaga besar. Karena, mereka memang bakal mengarungi laut lepas hingga menjangkau negara lain. Dan, mereka bisa berada di lahan nafkahnya itu hingga berbulan-bulan.
No comments:
Post a Comment